A Crazy Little Thing Called Care


"I just wondering, can all people in the world happy?"

Bisakah semua orang di dunia ini bahagia tanpa terkecuali? Aku sering berpikir mengapa manusia tidak bisa hidup dengan cara yang sama, mengapa manusia tidak makan makanan yang sama. Mengapa di suatu sudut petak kecil di sebuah lingkungan kotor ada dua orang anak berusia sekitar 10 tahun sedang mengais-gais tempat sampah mencari makanan sisa? Sedangkan tak jauh dari situ, sebuah mobil berhenti,orang yang di dalam mobil mencampakkan sebuah kotak yang ternyata adalah kotak pizza dan masih banyak sisa pizza di dalamnya.

Hidup terasa tidak adil. Ketika melihat keadaan kita yang sekarang, tak jarang kita merasa lelah, merasa capek dengan 'kemiskinan' yang kita alami. Miskin ilmu, miskin rezeki, miskin teman, miskin segala-galanya.

Hidup memang tidak adil.
Lalu apakah kita hanya akan menyalahkan hidup? Pasrah?

"Everytime I see you, I feel so sad..."

Aku adalah orang sering berinteraksi dengan jalanan. Melihat jalanan dari sudut pandangku sendiri. Penuh orang berlalu lalang, banyak juga yang sedang berdiri, menunggu kendaraan umum seperti aku, mungkin..
Ada juga yang mengamen, lelaki muda berwajah sangar dengan tato di berbagai sudut kulitnya. Bernyanyi kemudian merokok.
Ada pengemis. Pria tua dengan kaki buntung terikat perban. tangannya tiada henti mengarah pada orang-orang yang lewat. Dengan wajah memelas ia buat orang-orang iba. Setelah diberi apa maunya, Kemudian ia tertawa lalu menghisap rokok yang sejak tadi ada di sampingnya.
Juga, segerombolan pria-pria kecil. Berlari-lari sambil memaki. Kaki-kaki kecil mereka penuh debu, kotor dan koreng. Mereka membawa sebuah bungkusan keramat. Keramat? Karena mereka selalu mencium-ciumi bungkusan itu.
Miris..

"You're really selfish.."

Mobil-mobil lalu lalang. Bising. Suara klakson tiada henti, makian, cacian, senggolan, ejekkan semua kudengar disini. Seorang gadis membuka kaca mobilnya kemudian membuang kemasan air mineralnya tepat di depan pria tua pengemis.Tak ada penyesalan, yang ada hanyalah cekikian dan tawa sumbang dari dalam mobil itu.
Ada lagi, Sebuah keluarga makan malam di restoran mewah. Sang Ayah marah-marah pada pelayan karena menambahkan bawang goreng di supnya, sedangkan tepat diluar restoran itu, seorang ibu tengah menangis memikirkan anak-anaknya yang belum makan sejak pagi.Suami si Ibu telah meninggal sebulan yang lalu.

"Maybe, i just naive, but..."

Apabila seseorang bertanya, seseorang lagi akan menjawab. kemudian ada yang bertanya lagi, lalu dijawab lagi, lalu bertanya lagi, kemudian dijawab lagi, tapi tak kunjung ada jawaban pasti.

Aku pikir jawabannya hanya satu. peduli.
Mungkin selama ini tiada yang peduli pada lelaki muda pengamen. Mungkin bukan kemauannya jadi pengamen, ia dicampakkan oleh orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka, saling mengumpat, saling tuduh, tak membiarkan anak mereka tenang dengan suara-suara gaduh yang mereka buat setiap hari. Ia pergi dari rumahnya, mencari 'teman'.
Lalu, apakah ada yang peduli dengan pria tua pengemis?
Ia tidak tahu lagi harus kemana mencari kerja. Ia ingin uang tanpa harus susah membanting tulangnya. Lalu ia katakan pada semua orang, kakinya telah diamputasi, ia cacat, padahal ia hanya menekukkan kaki dan menghiasinya dengan perban dan obat luka.


Lalu, pria-pria kecil itu. Mungkin saja salah satu dari mereka adalah tetanggamu, yang putus sekolah karena orang tuanya tidak memiliki biaya untuk menyekolahkannya. Ia kemudian terpaksa turun ke jalan, membantu ibunya mengumpulkan selembar demi selembar seribuan, namun siapa sangka, kepolosan mereka begitu cepat direnggut oleh bungkusan keramat itu.

Semua orang butuh kepedulian untuk memahami sesuatu. Mungkin gadis di dalam mobil itu tidak sengaja membuang kemasan air mineralnya. Juga Sang ayah yang sangat mencintai kelurganya, menginginkan kesempurnaan. Ia lakukan apa saja untuk membahagiakan keluarganya, tanpa keluarganya tahu mungkin itu adalah makan malam terakhir mereka bersama, karena Sang Ayah sudah ditunggu oleh polisi karena korupsi yang ia lakukan.
Dan yang terakhir, si Ibu yang menangis memikirkan anaknya. Apakah anak-anaknya tahu, bahwa Ibu mereka tidak makan sejak kemarin? 

"Never ending story if we just acting no listen, no see, no care..."




Komentar

Postingan Populer