Semut Kecil dan Ketidaktahuannya (Part 1)


Ini adalah kisah seekor semut pengelana. Ia hidup bebas di hutan. Kemanapun ia hendak pergi dan dimanapun ia berada tidak ada yang melarangnya. Namun, ia hidup sebatang kara.

Suatu hari, di tengah-tengah perjalanannya, semut kecil melihat koloni semut yang sedang mengumpulkan makanan. Mereka bahu-membahu mengambil remah-remah batang pohon, saling bekerja sama, sambil mengobrol ria.

Semut kecil merasa takjub melihat jalinan persaudaraan dan kerjasama dari koloni itu. Hatinya bergetar, belum pernah ia merasa bahwa tali persaudaraan itu begitu indahnya. Semut kecil pun mendekati koloni itu dan bergabung bersama mereka. Koloni itu menerima semut kecil dengan tangan terbuka. Mereka pun mengajak semut kecil tinggal di sarang mereka.

Sang ratu juga sangat senang menerima keberadaan semut kecil. Apalagi semut kecil adalah semut yang sangat bersemangat dan suka bekerja keras. Semut pekerja juga menyukai semut kecil, mereka menganggap semut kecil sebagai saudara kandung mereka.
Demikian pula dengan semut kecil. Ia tidak pernah bertemu dengan koloni semut sebelumnya. Dirinya sangat bahagia bisa bersama koloni. Ia dianggap sebagai keluarga, diperhatikan, diingatkan, serta dibimbing menjadi pribadi yang lebih baik. belum pernah ia merasakan ikatan yang begitu kuat, sekuat persaudaraan bersama koloni semut ini.


Suatu hari, Ratu memanggil semut kecil. Ratu meminta semut kecil untuk bergabung di dewan kehormatan. Yaitu suatu dewan yang bertugas untuk mengatur kesejahteraan koloni. Semut kecil sangat kaget, sekaligus senang. Ternyata ratu sangat menghargai semangatnya. Semut kecil antusias mendapatkan jabatan ini, namun ia sedikit khawatir, karena ia tidak tahu apa-apa tentang dewan kehormatan, serta sistematika kepemimpinan di koloni, namun semut kecil yakin semangatnya dapat membantunya untuk menjalankan tugas ini. 

Namun, belum sampai sebulan kepemimpinannya, semut kecil sudah dihadapkan dengan berbagai masalah. Mulai dari gaya kepemimpinannya yang tidak efektif, ia tidak bisa mengambil keputusan sendiri, ia juga tidak tahu banyak tentang perkolonian. Akan tetapi, yang paling membuat gempar adalah rencana yang tidak dipikirkan secara matang. Ia merencanakan untuk mengambil makanan sebanyak-banyaknya di hutan. Semut pekerja diminta untuk lebih masuk lagi ke dalam hutan, namun ternyata para semut pekerja tidak ada yang kembali. Belakangan diketahui bahwa disana banyak predator.

Ratu yang mendengar hal ini marah besar terhadap semut kecil. Selama ini belum pernah koloninya mengorbankan nyawa semut-semut pekerja untuk mengambil makanan. Ini benar-benar keterlaluan, pikirnya. Semut kecil merasa sangat bersalah. Ia tidak tahu akan seperti ini jadinya. Ia benar-benar merasa menyesal mengapa ia mau bergabung di dewan kehormatan, dan ia pun menyesali mengapa ia bergabung di koloni itu. Lebih baik ia tinggal sendiri, berkelana sendiri, daripada harus mengalami hal ini.
Semut kecil pun akhirnya pergi.

bersambung...   

Komentar

Postingan Populer